ID News – Pariwisata Inklusif: Tantangan dan Harapan Penyandang Disabilitas di Tempat Wisata –Aksesibilitas masih menjadi tantangan besar bagi penyandang disabilitas saat berwisata. Laninka Siamiyono, seorang penyandang disabilitas tuna daksa, berbagi pengalamannya tentang kesulitan yang sering dihadapi saat mengunjungi tempat wisata di Indonesia.
Menurut Laninka, banyak destinasi wisata yang belum ramah bagi pengguna kursi roda. “Tempat wisata sering kali memiliki banyak tangga, jalan berbatu, atau fasilitas yang tidak mendukung aksesibilitas,” ungkapnya kepada id.mactel.co.id. Ia menekankan bahwa aksesibilitas bukan hanya soal jalan yang rata, tetapi juga tersedianya fasilitas seperti lift, ramp, dan petugas wisata yang memahami kebutuhan penyandang disabilitas.
Kendala Fasilitas di Destinasi Wisata
Salah satu masalah utama yang sering ditemukan adalah toilet yang tidak cukup luas bagi pengguna kursi roda. “Kadang ada toilet khusus kursi roda, tapi ruangannya sempit sehingga sulit untuk masuk. Ini malah menyulitkan kami,” tambah Laninka.
Selain itu, meskipun beberapa wahana di tempat wisata seperti Dunia Fantasi (Dufan) sudah menyediakan akses bagi pengguna kursi roda, tetap saja ada kendala lain yang membuat pengalaman wisata kurang optimal. “Saya bisa mengakses beberapa wahana seperti Bianglala, tetapi tetap tidak bisa menikmatinya secara maksimal. Akhirnya, saya hanya menghabiskan waktu di restoran tanpa benar-benar menikmati suasana liburan,” jelasnya.
Harapan untuk Pengelola Wisata
Laninka berharap para pengelola wisata lebih memperhatikan aksesibilitas, tidak hanya untuk penyandang disabilitas, tetapi juga bagi lansia, ibu dengan stroller, dan anak-anak.
“Setiap orang berhak untuk berlibur dan menikmati momen bahagia. Oleh karena itu, penting bagi pemilik usaha dan pengelola wisata untuk memastikan tempatnya inklusif bagi semua kalangan,” tegasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya pelatihan bagi petugas wisata agar mereka memahami cara membantu penyandang disabilitas. “Percuma jika tempatnya sudah aksesibel, tapi petugasnya tidak tahu bagaimana cara membantu. Pemahaman yang baik akan mempermudah semua pihak,” tambahnya.
Mewujudkan Pariwisata yang Lebih Inklusif
Pariwisata inklusif tidak bisa terwujud tanpa kolaborasi antara pemerintah, pengelola wisata, dan masyarakat. Pembangunan fasilitas harus memperhatikan kebutuhan semua kalangan agar destinasi wisata bisa dinikmati secara adil.
Laninka percaya bahwa dengan langkah nyata dalam menyediakan fasilitas yang inklusif, industri pariwisata Indonesia bisa lebih kompetitif di tingkat global. “Kami juga ingin merasakan liburan tanpa merepotkan orang lain,” ujarnya.
Dengan memastikan aksesibilitas yang lebih baik, tempat wisata tidak hanya akan memberikan pengalaman yang lebih menyenangkan bagi semua orang, tetapi juga menciptakan lingkungan yang lebih nyaman dan setara bagi semua pengunjung. Inilah langkah nyata menuju pariwisata yang lebih ramah dan inklusif.